Jumat, 01 Oktober 2010

Pendidikan di Indonesia Yang Sangat Minim Perhatian

"TUNTUTLAH ILMU SETINGGI MUNGKIN",,emmmm itulah pepatah yg sering di motivasikan orang tua kita untuk sekolah setinggi-tingginya agar bisa sukses di masa yang akan datang.. :D
Di sini saya membuat tulisan tentang pendidikan di Indonesia.
Indonesia memiliki banyak SDM (Sumber Daya Manusia) yg cukup banyak dan memiliki potensi yg sangat bagus, tetapi begitu sayangnya banyak SDM ini yg terabaikan begitu saja tanpa ada perhatian pemerintah yang cukup, yaitu "Pendidikan" di zaman sekarang ini pendidikan merupakan suatu hal yang "mahal" bagi rakyat Indonesia yang dapat menyebabkan banyaknya SDM dan para penerus bangsa tidak dapat mengenyam pendidikan yang wajar.

Banyak Hal dan Sebab kenapa kurangnya pendidikan bagi anak Indonesia
1. Kemiskinan
Kemiskinan memang salah satu faktor yang sangat banyak di temukan pada masalah kurangnya pendidikan di Indonesia, karena begitu mahalnya biaya pendidikan di negeri kita ini.

Selain itu kemiskinan akibat kurangnya pendidikan yang membuat semakin banyak pengangguran serta kriminalitas akibat kemiskinan serta kurang pendidikan yg jg berpengaruh pada moral setiap manusia.

 
<==== temand-temand bisa liat gambar ini sebagai salah satu bentuk kemiskinan di negeri kita ini. mana perhatian pemerintah..???
          



2. Perhatian Pemerintah
Pendidikan di negeri ini tidak akan maju apabila pemerintah tidak memerhatikan dengan serius masalah ini.
Akan kah negeri ini akan terus terpuruk sedangkan perkembangan zaman terus berjalan, bagaiman negeri kita ini dapat bersaing dengan negeri2 lain.

Berikut keadaan pendidikan di indonesia saat ini yang saya ke tahui dari berbagai sumber:

3. Kualitas,Tenaga pengajar,Sarana dan Prasarana  
Hal ini memang sudah sangat jelas, Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya. Data Balitbang Depdiknas (2003) menyebutkan untuk satuan SD terdapat 146.052 lembaga yang menampung 25.918.898 siswa serta memiliki 865.258 ruang kelas. Dari seluruh ruang kelas tersebut sebanyak 364.440 atau 42,12% berkondisi baik, 299.581 atau 34,62% mengalami kerusakan ringan dan sebanyak 201.237 atau 23,26% mengalami kerusakan berat. Kalau kondisi MI diperhitungkan angka kerusakannya lebih tinggi karena kondisi MI lebih buruk daripada SD pada umumnya. Keadaan ini juga terjadi di SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK meskipun dengan persentase yang tidak sama. yang di harapkan hanya perhatian pemerintah agar mengutamakan kesejahteraan rakyat melalui pendidikan, dimana banyak gedung sekolah tempat anak bangsa menuntut ilmu untuk memajukan bangsa ini hancur tidak ada tindakan, sedangkan pemerintah lebih mengutamakan fasilitas para pejabat-pejabat yang hidup gelamor penuh kemewahan padahal di bawah banyak yang menderita.semoga negeri kita yg tercinta ini tidak akan terus terpuruk seperti ini.



3.1. Rendahnya Kualitas Guru

Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar.bagaimana bisa maju pendidikan jika tenaga pengajar seperti ini tanpa ada tindak lanjut pemerintah.

3.3. Rendahnya Kesejahteraan Guru

Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia.
Berdasarkan survei FGII (Federasi Guru Independen Indonesia) pada pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. guru bantu Rp, 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya, bahkan saya pernah mendengar di suatu media massa ada yang sampai memulung untuk memenuhi penghasilannya. kita dapat bandingkan dengan negara2 lain di mana guru2 mereka di berikan kesejahteraan yang tinggi khususnya di korea dan jepang.yaitu negara2 itu terus maju dengan inovasi2 canggih karena begitu perhatiannya pemerintah akan pendidikan.

SEKIAN TULISAN SAYA, MUNGKIN MASIH BANYAK KEKURANGAN DARI SEGI MATERI DAN KATA-KATA..SEMOGA BERMANFAAT, TERIMAKASIH

inspirasi tambahan dari (Republika)